[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Bacakan Artikel”]

Kentang awalnya ditanam oleh penduduk asli pegunungan Andes di Amerika Selatan. Saat ini, ribuan jenis kentang telah dibudidayakan di seluruh dunia.

Meskipun kamu mungkin telah mengetahui bahwa kentang dapat bertahan lama, kamu mungkin bertanya-tanya berapa lama tepatnya kentang dapat bertahan sebelum akhirnya membusuk.

Artikel ini memberi tahumu berapa lama kentang bertahan—dan cara mengetahui: apakah kentang masih aman untuk dimakan?



Umur simpan kentang.

Lama waktu kentang tetap segar bergantung pada beberapa faktor, termasuk cara penyimpanannya dan apakah sudah dimasak.

Secara umum, kentang mentah dapat bertahan mulai dari 1 minggu hingga beberapa bulan. Di suhu yang dingin seperti pada pantry atau kamar mandi, memungkinkan kentang bertahan lebih lama daripada suhu ruang.

Setelah dimasak kentang dapat bertahan hingga 4 hari di lemari es dan 1 tahun di dalam freezer, meskipun kualitas kentang tumbuk yang dimasak akan menurun saat dibekukan.

Baca juga: Kentang 101: Nutrisi dan Manfaat

Bagan di bawah ini merinci umur simpan untuk berbagai jenis kentang, termasuk jenis kentang manis, russet, Yukon Gold, merah, dan ungu.

Kentang segar (suhu dingin sekitar) 50°F atau 10°C.2 – 3 bulan.
Kentang segar (suhu ruang)1 – 2 minggu.
Kentang mentah (dipotong dan direndam dalam air)24 jam.
Kentang yang sudah dihaluskan (dimasak dan disimpan di lemari es)3 – 4 hari.
Kentang yang sudah dipanggang (dan disimpan di lemari es)3 – 4 hari.
Kentang yang sudah direbus (dan disimpan di lemari es)3 – 4 hari.
Kentang frozen (yang sudah dimasak)10 – 12 bulan.
Tepung kentang (yang belum dimasak)Tahunan.

Ringkasan:

Kentang mentah akan tetap segar selama beberapa minggu hingga beberapa bulan. Setelah dimasak kentang akan bertahan selama 3–4 hari lagi saat didinginkan atau hingga 1 tahun saat dibekukan.

Tanda-tanda bahwa kentang sudah busuk.

Walaupun kamu sudah mengingat umur simpannya, kamu tetap harus memeriksa kentang untuk mengetahui tanda-tanda pembusukannya.

Kentang segar utuh.

Kentang mentah harus keras saat disentuh dengan kulit kencang yang bebas dari memar besar, bintik hitam, atau noda lainnya.

Jika kentang menjadi lunak atau lembek, kamu harus membuangnya.

Meskipun kentang biasa berbau tanah atau kacang, bau apek atau berjamur merupakan ciri pembusukan.

Kadang-kadang, kentang mungkin memiliki cacat atau bercak tertentu di bagian dalam yang tidak dapat kamu lihat dari luar. Bau menyengat yang berasal dari kentang yang tampak segar merupakan peringatan bahwa bagian dalamnya mungkin telah membusuk atau mulai berjamur.

Kamu harus selalu membuang kentang yang berbau busuk.

Bagaimana dengan kentang yang bertunas?

Kecambah adalah tanda pembusukan kentang yang akan segera terjadi.

Kecambah terbentuk dari mata kentang, yang hanyalah tonjolan kecil atau lekukan tempat umbi bertangkai dan menumbuhkan tanaman baru.

Meskipun kecambah mungkin terlihat tidak menarik, kentang yang baru bertunas masih aman untuk dimakan selama kamu membuang kecambahnya. Kamu dapat membuang tunas kecambah tersebut hanya dengan menjentikkannya dengan jari.

Kamu tidak boleh memakan kecambah karena mengandung solanin, chaconine, dan glikoalkaloid beracun lainnya. Senyawa ini dapat menimbulkan efek samping yang serius, termasuk gejala neurologis dan pencernaan seperti sakit kepala, muntah, dan diare.

Racun ini mungkin juga ada di bagian kentang mana pun yang memiliki warna kehijauan. Oleh karena itu, sebaiknya potong bagian hijau pada kulit atau daging agar tidak sakit.

Jika kentang sudah bertunas, sebaiknya segera dimakan. Saat kecambah tumbuh, mereka menyedot gula dan nutrisi dari tanaman, menyebabkannya layu, menyusut, dan kehilangan kerenyahannya.

Kentang yang dimasak.

Kadang tidak mudah untuk mengetahui kapan kentang yang telah dimasak membusuk.

Dalam beberapa kasus, kentang yang dimasak memiliki bau yang menyengat atau jamur yang terlihat yang mengindikasikan pembusukan. Namun, dalam kasus lain, makanan ini mungkin mengandung bakteri berbahaya tanpa tanda-tanda yang terlihat.

Apalagi setelah dimasak, kentang merupakan makanan yang berisiko tinggi bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan. Itu karena kentang mengandung banyak kelembapan, sedikit asam, dan mengandung sedikit protein.

Oleh karena itu, yang terbaik adalah memakannya dalam waktu 4 hari setelah dimasak dan selalu panaskan kembali hingga 165 ° F atau 74 ° C) untuk membunuh bakteri yang mungkin terbentuk.

Ringkasan:

Beberapa tanda kentang mentah telah busuk antara lain bintik hitam pada kulitnya, tekstur lembut atau lembek, dan bau busuk. Kentang yang telah dimasak mungkin memiliki jamur tetapi juga dapat rusak tanpa ada tanda-tanda yang terlihat.

Risiko kesehatan makan kentang busuk.

Kentang yang dimasak membawa risiko keracunan makanan yang tinggi.

Setelah beberapa hari, kentang busuk mungkin mulai mengandung patogen dan bakteri yang dapat menyebabkan penyakit, seperti salmonella, listeria, botulisme, dan keracunan makanan stafilokokus.

Jika kamu menderita penyakit bawaan makanan, kamu mungkin mengalami beberapa gejala berikut:

  • Demam.
  • Keram perut.
  • Nyeri otot.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Diare.

Dalam kasus yang parah, gejala ini dapat menyebabkan dehidrasi, rawat inap, dan bahkan kematian.

Karena itu kamu harus membuang kentang matang yang berumur lebih dari 4 hari.

Selain itu, jika menemukan jamur pada kentang yang sudah dimasak, kamu harus segera membuangnya. Jamur dapat muncul sebagai bulu halus atau beberapa bintik hitam berwarna coklat, hitam, merah, putih, atau abu-abu kebiruan.

Ringkasan:

Kentang terkadang menyebabkan keracunan makanan. Untuk menghindari penyakit, pastikan untuk makan kentang yang sudah dimasak dalam waktu 4 hari dan segera buang semua kentang yang menunjukkan tanda-tanda jamur.

Cara terbaik menyimpan kentang.

Memperhatikan kondisi penyimpanan dapat membantu kentang bertahan lebih lama.

Mengingat suhu hangat dan kelembapan mendorong pertumbuhan, dan paparan cahaya meningkatkan laju pembentukan racun glikoalkaloid, kamu tidak boleh menyimpan kentang mentah di meja atau di tempat terbuka.

Sebaliknya, simpan kemtang di tempat yang sejuk, gelap, dan kering, seperti pantry, ruang bawah tanah, lemari, atau kabinet yang menghalangi sinar matahari.

Selain itu, kentang mentah sebaiknya dibiarkan dalam wadah—seperti kotak, mangkuk terbuka, atau kantong berlubang—yang memungkinkan udara bersirkulasi di sekitanya. Kentang tidak boleh disegel dalam kantong atau wadah kedap udara.

Meskipun suhu dingin ideal untuk penyimpanan kentang, kentang segar tidak boleh disimpan di lemari es atau freezer. Melakukan hal itu dapat menyebabkan pencoklatan dan pelunakan, kandungan gula yang lebih tinggi, dan bahkan peningkatan akrilamida.

Akrilamida adalah senyawa yang terkadang terbentuk dalam makanan bertepung setelah dimasak pada suhu tinggi—pikirkan kentang goreng atau keripik kentang—dan diklasifikasikan sebagai kemungkinan atau kemungkinan karsinogen oleh beberapa organisasi.

Jika memungkinkan, pisahkan kentang dari jenis produk lainnya. Ini akan meminimalkan paparan mereka terhadap gas etilen yang dapat mempercepat pertumbuhan atau pembusukan.

Sebagai aturan praktis, kentang yang sudah dimasak harus didinginkan pada suhu 40°F (4°C) atau lebih rendah, sedangkan kentang beku harus disimpan pada suhu 0°F (-18°C).

Ringkasan:

Sebaiknya simpan kentang mentah di tempat sejuk dan gelap yang memungkinkan sirkulasi udara. Kentang yang dimasak harus disimpan pada suhu 40°F (4°C) atau lebih rendah saat didinginkan dan 0°F (-18°C) atau lebih rendah saat dibekukan.

Kesimpulan—berapa lama kentang dapat disimpan?

Kentang adalah sayuran akar bertepung yang banyak dikenal karena umur simpannya yang panjang.

Namun berapa lama kentang bertahan tergantung pada bagaimana cara menyimpan dan memasaknya.

Jika disimpan di tempat yang sejuk, gelap, dan kering, kentang mentah bisa bertahan selama beberapa bulan. Tapi setelah dimasak, kentang harus dimakan atau dibekukan dalam beberapa hari untuk mencegah penyakit bawaan makanan.

Pastikan untuk membuang kentang yang berbau menyengat atau tumbuh jamur.


Referensi: Healthline

Categorized in:

Tagged in: